Pada kali ini, saya akan membagikan pengalaman di kerja praktek dimana saat itu saya mendapatkan kesempatan untuk melihat secara langsung berbagai jenis inspeksi baik di kapal, maupun di dalam bengkel galangan. Kebanyakan jika pemeriksaan dilakukan di dalam bengkel dan benda yang diuji berupa material, maka dilakukan pengetesan yang biasa disebut NDT ( Non Destructive Test) sedangkan jika melakukan pemeriksaan didalam kapal (survey bangunan baru), biasanya dilakukan pengecekan secara visual, bisa juga NDT namun lebih kepada pengecekan hasil lasan. NDT sendiri jika diartikan dalam bahasa Indonesia berarti pengujian tak merusak. Pengujian bertujuan untuk mengetahui apakah ada kerusakan atau crack baik pada material maupun pada hasil lasan. Dengan pengecekan ini, dapat diketahui apakah objek yang dilakukan pemeriksaan memenuhi persyaratan BKI atau tidak dan menentukan untuk pengeluaran sertifikat untuk objek itu.
NDT jenisnya ada banyak, saat kerja praktek bulan ini (Januari 2014), saya berkesempatan melihat NDT untuk colour check (dye penetrant test), ultrasonic test, dan magnetic particel inspection. Namun, pada tulisan ini seperti pada judulnya saya akan membahas dulu tentang Dye Penetrant Test.
Dye Penetrant Inspection atau orang galangan dan kelas menyebutnya colour check adalah melakukan kegiatan pemeriksaan keretakan dengan memanfaatkan sifat kapilaritas dan kontras warna. Test ini dilakukan bila objek yang menjadi bahan inspeksi adalah jenis non-ferros. Pada kerja praktek saya, pengecekan dilakukan pada poros propeller yang berbahan stainless.
Foto poros yang hendak dites
Bagian poros yang diperiksa adalah bagian keyway. Apa itu keyway? Nah cari informasi sendiri ya di google atau lihat gambar disamping ini. Nah untuk memulai pengetesan dengan menggunakan metode dye penetrant inspection ini sebelumnya kita harus mengenal teori dari metode ini. Tahap-tahapnya sebagai berikut:
1. Cleaning
2. Aplikasi penetrant
3. Aplikasi pewarna contras
4. Inspeksi
Cleanner dan Pewarna Kontras
1. Cleaning.
Tahap ini memberikan celanner pada objek atau bagian yang akan dilakukan pengetesan. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan objek-objek yang dapat mengganggu penetrant nantinya seperti debu, bekas material yang berukuran kecil, minyak dan lain-lainnya.
2.Aplikasi penetrant
Cairan penetrant ini bersifat encer dan sangat mudah meresap kedalam permukaan yang berpori oleh karena itu, cairan ini akan masuk kedalam bagian yang mengalami crack yang tidak dapat dilihat secara visual mata. Pada kerja praktek saya, cairan ini berwarna merah dan harus ditunggu setidaknya 5 menit sampai penetrant benar-benar bekerja dan mengering.
3. Aplikasi pewarna kontras
Setelah pemberian cairan penetrant, maka langkah selanjutnya adalah pemberian pewarna kontras berwarna putih supaya terlihat crack yang terjadi diobjek tersebut (poros). Karena pewarna partikelnya lebih besar dan lebih kental dibanding cairan penetrant, maka setelah pengaplikasian pewarna ini akan tersisa warna merah diobjek yang berarti warna merah itu, adalah crack yang terjadi dan perlu penangangan lebih lanjut.
4. Inspeksi
Seorang surveyor akan memeriksa secara visual, melihat apakah ada cairan merah dari penetrant yang menandakan ada crack dibagian tersebut. Kebetulan, poros yang diperiksa sewaku saya kerja praktek bagus, tidak ada keretakan dibagian keyway sehingga poros dapat langsung dipasang dikapal dan mendapat approval dari pihak BKI.
Aplikasi cairan penetrant di bagian keyway
Aplikasi pewarna kontras (putih)
Inspeksi bagian keyway dan tidak ditemukan bagian yang mengalami crack
Jika terdapat keretakan, maka bagian yang merah dari penetrant akan terlihat jelas berkat warna kontras seperti gambar berikut ini disadur dari pemeriksaan cetakan moulded.
Kesimpulan:
1. Tes ini sangat murah dan tidak membutuhkan alat-alat yang ribet seperti yang dilakukan saat melakukan NDT lain.
2. Dapat diaplikasikan untuk material berbahan apapun.
3. Namun, tes ini masih kurang akurat karena tidak dapat menunjukan ketebalan crack yang terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar