Suatu malam di saat aku terbangun dari tidur
panjangku, aku hanya melihat setitik cahaya terang seperti lilin yang berpijar
pada kegelapannya yang abadi. Aku tak menyadari badanku sudah berdiri di sisi
tempat tidurku. Aku meyakini bahwa malam itu mati lampu karena aku tak bisa
melihat apa-apa selain seberkas sinar lilin itu. Aku berjalan perlahan-lahan,
meraba-raba benda disekitarku. Aku terkejut, tak kutemukan apapun selain tempat
tidurku. Dimana aku? Batinku. Ku yakini tempat itu sangat luas dan diluar ruangan
karena aku merasakan dinginnya angin malam. Lalu lilin itu? Aku mencoba
mendekat pada cahaya lilin itu. Tak kusangka, jauh sekali lilin itu sekalipun
aku berjalan sudah lama aku tak mampu meraihnya. Gelisah, perasaan yang kurasa
saat itu. Aku berteriak memanggil kedua orang tuaku sekeras mungkin. Hanya gema
yang aku dengar. Ku yakini aku sendiri kala itu. Tempat tidurku, menghilang
dari jangkauanku karena aku yakini aku sudah berjalan cukup jauh, namun
tiba-tiba tanganku memegang sesuatu.
Sesuatu yang empuk dan tinggi. Itu tempat tidurku,
lalu apa yang aku lakukan selama ini? Aku sudah berjalan lama sekali tapi,
ternyata aku tak bergerak. Hanya kesendirian yang aku rasakan dikala itu.
Perlahan aku mulai menitikan air mata makin lama makin deras, aku sedih dan
bingung. Aku dimana? Apakah aku bermimpi? Aku memastikan jika aku hanya
bermimpi dengan mencubit pipiku, tapi aku tak merasakan apapun tanganku sangat
ringan, sekalipun menampar pipiku aku tak merasakannya. Aku mimpi, ujarku. Aku
tidur kembali pada tempat tidurku, berharap ketika membuka mata aku berada
benar-benar dirumah. Bersambung....
---00---
Saya mencoba membuat cerpen gothic dimana akan selalu ada ketakutan yang akan ditimbulkan. Nantikan part-part lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar